Berita Terbaru

BIDIK EKSPRES – Yogyakarta, 01 Sept 2019. Derasnya informasi yang diberikan oleh berbagai media  saat ini seakan menenggelamkan masyarakat dalam lautan informasi. Masyarakat menjadi bingung dan tidak bisa membedakan mana informasi yang penting dan informasi yang tidak penting bagi dirinya. Kondisi ini dimanfaatkan oleh oknum yang mempunyai kepentingan tertentu untuk menyebarkan luaskan informasi yang tidak tidak benar atau menyimpang dengan tujuan memecah belah yang meresahkan masyarakat. Informasi yang tidak benar atau menyimpang saat ini populer di sebut Hoaks.

Masyarakat Anti Fitnah Mafindo Indonesia (Mafindo)  adalah sebuah komunitas Masyarakat yang peduli dengan bahaya hoaks yang sisebar melalui berbagai media. Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) berperan aktif dalam memerangi hoaks dengan melakukan berbagai kegiatan literasi media sebagai cara untuk menangkal hoaks.

Dalam rangka untuk meningkatkan koordinasi tiap wilayah maka dilakukan mukernas yang ke 2 di Yogyakarta. Mukernas Mafindo Indonesia ini diselenggarakan dengan tema konsolidasi dan koordinasi untuk Indonesia tanpa Hoaks selama dua hari Sabtu (30/08/2019) dan Minggu (01/09/2019).
[ads-post]
Acara ini dibuka oleh Rahmad Sutopo dari Diskominfo DIY. Turut hadir unsur TNI, Polri, KPU, Bawaslu serta media.
Septiaji Eko Nugroho selaku Ketua Mafindo mengatakan dekalarasi masyarakat antihoaks dilakukan pertama pada Desember 2016 dan terus berkembang hingga saat ini.

“Moment ini adalah saat yang tepat untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya hoaks, kadang seperti hal yang sepele namun memberikan dampak yang sangat membahayakan bagi masyarakat.

Pentingnya untuk mencari dan memeriksa informasi yang didapat sebelum menyebarkan ke orang lain” ujarnya.

Mafindo ini terus berkembang dan didukung banyak pihak. Hingga pada 8 Januari 2017 lahir deklarasi di 6 kota yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Wonosobo dan Surabaya.

“Upaya cek fakta dan edukasi literasi ini tidak mungkin berjalan baik tanpa hubungan yang baik dengan banyak pihak,” katanya.

Keterlibatan masyarakat, pemerintah, intansi dan berbagai pihak akan sangat dibutuhkan untuk menyadarkan akan bahaya hoaks.
“Kerja sama ini harus diperkuat agar masyarakat semakin bijak memanfaatkan TIK. Ini penting karena budaya baca masyarakat yang rendah, sehingga banyak yang kemudian termakan hoaks,” tutupnya. (Ron)

Tinggalkan Balasan

Share Article: