Berita Terbaru

BIDIK EKSPRES -Indramayu – Sungguh sangat  Miris rumah yang ditempati Sanusi (45) dan keluarganya di Desa Telagasari RT 05/01 blok pinggir kali  kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu, rumahnya sudah sangat tidak layak pakai, genteng sudah banyak yang jatuh begitu  juga tembok tua rumahnya karena termakan usia tanpa perawatan memadai akhirnya jebol untuk mengurangi rasa dingin malam terpaksa tetangga rumahnya menutupi sementara dengan plastik bekas jemuran padi.

 Sanusi bercerita tentang kehidupan yang dialaminya sejak 5 tahun lalu sebelum aku jatuh sakit sebagai buruh tani ,aku sudah terbiasa dengan kehidupan pertanian panas terik matahari tak pernah aku rasakan bila saatnya panen padi saya dan istri berjibaku untuk mendapatkan hasil panen saat itulah sekali kali hasil upah panen ini saya belikan makanan enak berupa  sate atau lainya itupun hanya sekali selepas panen padi ,hari berikutnya seperti biasa makan seadanya yang penting ada nasi sedang ikanya apa adanya.

Masih menurutnya Kondisi sekarang badan saya sudah lemas sering sakit sakitan di tambah lagi dengan batuk , terus terang kalau saja istri saya tidak menjadi buruh cuci dan  hasilnya  untuk menopang hidup ,karena kondisi fisik yang sering sakit sakitan rasanya saya pasrah saja jangankan untuk memperbaiki rumah untuk menjaga tubuh ini jangan sampai jatuh berat sekali.
[ads-post]
Memang pernah saya dengar dari tetangga Dana Desa yang digelontorkan dari Pemerintah pusat sebagian kecil bisa di gunakan untuk memperbaiki rumah atau Rumah tidak Layak Huni (Rutilahu) saya sangat menggantungkan sekali harapan  kepada Kuwu Desa kami agar bisa sedikit memberikan kebijakanya membangun gubug Reot yang  hampir rubuh.

Begitu pula dengan Pengumpulan Zakat Infaq dan shodaqoh yang dikumpulkan lewat BAZNAS yang setiap tahunya mengalami peningkatan dalam pengumpulan ZIS saya sangat berharap sekali gubug Reot ini bisa di jadikan layak huni.

 “Saya sangat trenyuh sekali bila hujan tiba saya bersama anak dan istri buru buru pindah tidurnya kerumah tetangga takut kerobohan rumah, tangis rasanya sudah hilang lapar juga terbiasa dengan keadaan, tapi saya masih bersyukur adanya Program Keluarga Harapan Kuwu saya melalui bekel atau kepala Dusun memasukkan saya dalam Program keluarga harapan yang diterima setiap bulanya beras premium 7 kg dan telor satu kilo, saya juga sangat mengharapkan karena saya masih punya anak bersekolah tentu biaya pendidikan anak saya bisa di masukan PKH, karena dengan pemutusan mata rantai kemiskinan, besar harapan saya anak saya yang terakhir bisa memutus Kemiskinan yang dialaminya Perhatian Kuwu Desa kepada saya memberikan semangat hidup tumbuh lagi ada harapan, sekali lagi saya hanya bisa pasrah dengan keadaan yang aku alami sekarang. (Otong.S)

Tinggalkan Balasan

Share Article: